Jakarta, 21 September 2021
Ketua Tim Pengembang Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah yang sekaligus Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum memenuhi undangan JIC TV sebagai narasumber dalam program Our Campus, di Jakarta Islamic Center. Acara yang lansung dipandu oleh Ustadz Ade Suhadi dalam acara talk show berdurasi kurang lebih satu jam membincangkan Sanggupkan Pendidikan Islam Beri Kepastian Bagi Generasi Milenial Ibu Kota?
Serius tapi santai Ustadz Ade Suhandi mengupas tuntas masalah Pendidikan Islam yang seoalah ditinggalkan. Namun dengan gaya humanis Bapak Basuki, S.Si selaku Ketua Tim Pengembang sekaligus Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum memberikan pemaparan berbasis data justru Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam dewasa ini menjadi tujuan utama. Alumni Matematika FMIPA IPB University menjelaskan bahwa perkembangan jumlah pondok pesantren begitu luar biasa, ditambah lagi perkembangan sekolah-sekolah umum yang mengadopsi model pembelajaran pesantren, yang sering disebut dengan boarding school.
Begitupun dengan tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam dewasa ini, kendala finansial yang menjadi keumuman kendala lembaga Islam pinggiran, termasuk MA YAPIS Al-Oesmaniyyah tentunya, jangan menjadikan dalil untuk tidak memberikan akses dan pelayanan terbaik ke peserta didik. Bahwa kendala finansial betul menjadi trend berbagai lembaga Islam, namun dengan contoh nyata yang terjadi di MA YAPIS, Pemilik Bimbel Sigma dan Sigma Organizer serta Pemilik Warung Makan Khas Solo ini membeberkan bahwa dengan 3(tiga) lokal ternyata dapat melayani 6 kelas paralel.
Menurut Wakil Kurikulum ini, Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat merangsang fikiran dan keterampilan peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu media pembelajarannya yaitu lingkungan, karena lingkungan dapat dijadikan media pembelajaran yang optimal untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran, sebab peserta didik dapat mengetahui secara langsung keadaan yang sebenarnya, dan pembelajaran dapat menjadi lebih menarik, dengan begitu proses pembelajaran tidak akan membosankan. Pembelajaran dapat dilakukan dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah, serta dapat pula belajar dari peristiwa alam yang dialami oleh masyarakat, dan lain sebagainya.
Keterbatasan MA YAPIS justru memberikan inpirasi untuk bersahabat dengan alam sebagai sumber dan tempat belajar. Keterbatasan ruang belajar dapat digantikan dengan memfungsikan Masjid sebagai tempat yang nayaman untuk belajar, menggunakan Ruang Terbuka Hijau untuk memberikan suasana belajar yang lebih asri, atau mengajak peserta didik belajar di Stasiun disaat belajar sejarah dan pasar saat belajar ekonomi, bahkan Masjid Istiqal saat belajar fiqih, SKI dan lain sebagainya.
Sebagai akhir dalam sesi tanya jawab, Bapak Basuki menyampaikan keberhasilan Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah menyampaikan keberhasilan Madrasah pinggiran ini yang telah menghantarkan 50 siswa dari 59 siswa yang lulus tahun pelajaran 2020-2021 masuk ke berbagai PTN/PTKIN. Dihitung secara statistik 84,47% Siswa MA YAPIS Al-Oesmaniyyah berhasil menuju PTN/PTKIN melalui berbagai jalur, SNMPTN, SNMPN, SPAN-PTKIN, SBMPTN, UM-PTKIN dan jalur Mandiri. (Humas MA Yapis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar