Jakarta, 22 Desember 2021
Sejak terbitnya Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dijabarkan lebih lanjut dengan peraturan pemerintah No. 29 Tahun 1990 telah menempatkan posisi pendidikan madrasah sama dengan pendidikan umum, baik dari segi kurikulum, guru, mutu lulusan, ijazah, unit cost maupun sarana prasarana pendidikan.
Demikian pula dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menempatkan madrasah sejajar dengan sekolah umum dan menjadi satu sistem pendidikan nasional yang merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Namun demikian, persepsi masyarakat khususnya masyarakat perkotaan ataupun daerah-daerah yang bukan berbasis pesantren, madrasah masih dipandang menjadi pendidikan kelas dua. Belum lagi ditambah fakta yang menunjukkan beberapa madrasah yang dikelola oleh sebagian masyarakat menunjukkan kinerja yang tidak cukup baik.
Kinerja yang tidak cukup baik ini dapat dirunut dari berbagai aspek. Diantaranya dari aspek standar proses pendidikan. Tidak sedikit madrasah swakelola, tidak memiliki rekam jejak disiplin dalam proses pembelajaran. Baik disiplin siswa maupun disiplin tenaga pendidiknya, kalau bisa dibilang yang penting ada siswanya, ada gurunya.
Dari aspek standar sarana dan prasarana, tidak terlalu banyak madrasah yang memberikan pelayanan dalam proses pengembangan kemampuan peserta didiknya dengan memberikan kenyamanan dari ruang kelas, alat peraga, ruang laboratorium biologi, fisika, kimia ataupun bahasa. Atau pengadaan fasilitas-fasilitas pengembangan diri non akademik. Tidak banyak madrasah memiliki lapangan olah raga yang memadai, ruang bermain, ruang terbuka hijau, ruang relaksasi atau media-media pengembangan diri lainya, semisal studio, ruang teater, ruang drama atau ruang kesenian.
Belum lagi jika dievaluasi dari aspek standar isi, standar penilaian, standar kompetensi lulusan, standar pembiayaan, standar pengelolaan, atau standar pendidik dan kependidikan. Tidak jarang dari standar-standar yang harus dipenuhi dalam kegiatan pengelolaan madrasah masih jauh dari harapan dan kondisi ideal sebuah lembaga pendidikan.
Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah yang merupakan bagian dari madrasah yang dikelola oleh masyarakat tidak mau dikategorikan sebagai madrasah yang asal berjalan. Dulu masyarakat boleh memandang sebelah mata dengan madrasah pinggiran ini. Pandangan negatif, pandangan nyinyir, pandangan kumuh, pandangan dari pada tidak sekolah atau pandangan negatif lainnya.
Mengawali metamorfosis dengan memperbaiki menagemen madrasah. Kendali Kepala Madrasah dibantu dengan para wakil dan staff administrasi melakukan proses metamorfosis menuju perubahan dari berudu menuju katak dewasa. Perubahan dari kepompong menjadi kupu-kupu yang indah warnanya dan tinggi terbangnya. Perubahan dari anak-anak remaja menuju pemuda yang matang cara berpikirnya, runtut tingkah lakunya, dan heroik cara kerjanya.
Sebaran PTN/PTKIN mulai dari Unibraw, UIN Walisongo Semarang, Poltek Negeri Jakarta, UNJ Jakarta, UIN Surakarta, UIN Purwokerto, UIN Syahid Jakarta, UIN Banten, UIN Mataram, UIN Imam Bonjol. UIN Lampung, UIN Riau, UIN Pelembang, UIN Aceh, IAIN Pekalongan, IAIN Cirebon dan PTKIN yang lainnya.
Keberhasilan ini merupakan kebahagiaan bersama. Kebahagiaan Madrasah Pinggir Teluk Jakarta ini bertambah dengan bangunan baru yang akan segera difungsikan. Yayasan Pesantren Islam Al-Oesmaniyyah yang menaungi Madrasah Aliyah satu-satunya di Kelurahan Tanjung Priok ini berhasil mempersembahkan mahakarya, bangunan lima lantai berkelas internasional. Bangunan modern dengan tema kuat dan modern ini melengkapi sarana prasarana yang selama ini menjadi kekurangan madrasah.
Tidak berhenti di sini, madrasah dengan berbagai terobosan berusaha selalu memberikan pelayanan yang terbaik. Program pembiasaan pagi, program enterpreneur, program pengembangan diri, dan program literasi. Program yang terakhir ini mendapatkan dukungan dari PT Gramedia dengan memberikan bantuan 18 Rak Buku sebagai display sumber belajar.
Dukungan dari PT Gramedia ini memberikan ide baru untuk memberikan ruang yang cukup untuk para peserta didik mendapatkan sumber pembelajaran. Setiap Kelas akan tersedia display untuk memberikan nuansa baru kepada peserta didik. Peserta didik tidak lagi kesulitan untuk mengakses secara langsung terkait sumber belajar.
Di setiap lorong-lorong selasar kelas dan teras juga disediakan display untuk bacaan-bacaan yang bisa diakses kapan saja dan bisa dibaca di sepanjang lobi atau teras madrasah. Bacaan fiksi maupun non fiksi tersedia, sebagai proses pembelajaran mandiri untuk menuju kebebasan informasi.
Kini Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah sudah berani mensejajarkan diri dengan Madrasah Unggulan atau Madrasah Negeri lainnya. Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah sudah dapat menjadi alternatif pendidikan bermutu dengan biaya yang terjangkau. Kini Madrasah Aliyah YAPIS AL-Oesmaniyyah tidak lagi dipandang sebelah mata, namun hendaknya dilihat dengan kedua mata, agar banyak hal-hal yang selama ini tidak nampak menjadi nampak dan menjadikan orang yang melihatnya sadar betul bahwa madrasah ini sudah bertranformasi dari madrasah yang tidak ada apa apanya menjadi Madrasah Yang Ada Apanya. (Humas MA YAPIS)
Saya sangat bangga sebagai alumni, dengan perkembangan madrasah yang sangat signifikan ini, walau hanya dalam sekejap saya memijak di madrasah yapis, iyah itu suatu kebanggaan tersendiri bagi saya dan salut dengan guru, staff, dan para madrasah yapis al oesmaniyyah. "TERIMAKASIH MA YAPISS KUHH"
BalasHapusAlhamdulillah, Barakallah sukses selalu MA YAPIS Al-Oesmaniyyah PTDII
BalasHapusAmiin
HapusJayalah selalu dan selalu raih keberkahannya
BalasHapusSukses dan jaya selalu untuk MA YAPIS
BalasHapusKeep going, selalu bangga sama MA Yapis
BalasHapus