Jakarta, 09 Agustus 2024
Setiap orang tua yang memahami arti pentingnya dunia pendidikan, pada umumnya akan berusaha sekuat tenaga untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke tingkat perguruan tinggi. Letih dan berbagai rintangan dalam mencari biaya sekolah anak-anaknya, tidak terasa dan akan berbuah manis ketika tiba saatnya memanen hasil dari usaha yang dilakukannya selama ini.
Terlebih jika anaknya sampai ke tahap yang dinanti-nantikan, yakni mengikuti wisuda. Wisuda merupakan upacara peneguhan atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan di universitas atau perguruan tinggi lainnya. Bagi kalangan akademik, wisuda merupakan penanda lulusnya mahasiswa yang telah menempuh masa belajar. Para dosen dan pimpinan universitas pun turut berbahagia atas pencapaian ini.
Pada umumnya dalam prosesi wisuda, orang tua dan keluarga wisudawan akan hadir menyaksikan penganugerahan gelar kesarjanaan kepada anaknya. Mereka rela datang dari tempat yang jauh bahkan meninggalkan pekerjaannya untuk sementara waktu. Pada hari wisuda ini, boleh dikatakan sebagai bagian dari puncak kebahagiaan seorang orang tua.
Karena dia telah merasa berhasil mengantarkan anaknya mencapai jenjang pendidikan tinggi. Bahwa tidak semua orang tua berkesempatan untuk menghadiri prosesi wisuda. Meskipun ada anaknya yang kuliah, belum tentu yang bersangkutan dapat menghadiri wisuda, tentu karena ada halangan atau alasan lainnya.
Itulah yang dirasakan oleh Ananda Akmalia Fadhilah, S.Hum dan Ananda Heri Puwanda, S.Pd. Alumni Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah yang telah dengan membanggakan, mempersembahkan gelar tersebut kepada kedua orang tua, dan keluarganya, Bahkan yang membanggakan lagi kedua Alumni tersebut menyelesaikan gelar sarjananya kurang dari 4 tahun masa sutudi. Keduanya bahkan mempersembahkan predikat Cum Loude, predikat tertinggi dalam pencapaian indeks prestasi.
Kedua alumni Madrasah Pinggir Teluk Jakarta ini mnyelesaikan gelar sarjana di Universitas Islam Raden Mas Said (UIN RMS), atau sering dikenal kalayak ramai dengan sebutan UIN Surakarta. Akmalia Fadhilah, S.Hum. menuntaskan gelar sarjanya di jurusan Sastra Inggris, sedangkan Heri Purwanda,S.Pd menuntaskan gelar sarjanya di jurusan Tadris Bahasa Indonesia. Keduanya masuk UIN Surakarta melalui jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN PTKIN), atau lebih dikenal dengan jalur prestasi Kementrian Agama Republik Indonesia.
Fakta ini merupakan eviden baru dari madrasah yang mengusung tag line Stasiunnya Anak Sholah, Terminalnya Orang Pintar Mitra Orang Tua Membina Putra, madrasah pinggiran ini terus menggeliat menuju keunggulnnya. Menggeliat menjadi raksasa baru dalam dunia pendidikan dengan manajemen law cost namun tidak mengeampingkan kualitas pelayanan dan mutu output dari proses pembelajaran di Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah. (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)
kereen ma yapis👍🏻👍🏻
BalasHapus