Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasKesiswaan

CERITA ALUMNI: AWALNYA RAGU, TERNYATA LUAR BIASA. TIDAK PERNAH MENDAPATKAN SESUATU DI SEKOLAH SEBELUMNYA

 


Cerita Alumi MA YAPIS Al-Oesmaniyyah.
"Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bagi saya untuk mendaftar ataupun bersekolah di Madrasah pinggiran ini. Gambaran Madrasah yang kumuh, tidak terurus tidak banyak muridnya, tidak menarik gedungnya, tidak mempunyai prospek ke depan dan tidak.......tidak......tidak...... yang lainnya"

Penggalan gejolak pikiran Ananda Sobri di atas tidak bisa disalahkan. Siswa Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah yang diterima di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sekarang menjadi Universitas IPB melalui jalur Beasiswa Kepesantrenan Kementrian Agama Republik Indonesia Tahun 2007. Gambaran Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah pada Tahun Pelajaran 2007/2008 saat Ananda Sobri menimba ilmu, kondisi dan keadaan Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmnaiyyah hampir benar adanya.

Tidak salah semuanya apa yang terlintas di benak Ananda Sobri. Tren dan kecenderungan masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya pada tahun 2004 saat Ananda Sobri lulus dari SMPN 95 Jakarta Utara yang merupakan sekolah berstandar nasional dan unggulan di Jakarta Utara sangat rendah. Pandangan negatif yang terjadi di masyarakat tentang pendidikan di Madrasah yang tidak setara dengan pendidikan di sekolah yang berada di naungan Kementrian Pendidikan begitu nyata. Kebijakan Pemerintah yang belum berpihak pada pendidikan yang berbasis keagamaan menjadi salah satu penyebabnya.

Namun demikian pergolakan pikiran Ananda Sobri terjawab setelah dengan segenap kemampuan menyesuaikan diri belajar dengan sarana dan prasaranan seadanya. Justru setelah mendapatkan bimbingan dari semua Guru di Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah Ananda Sobri dapat menjawab pertanyaannya sendiri sewaktu kali pertama belajar dengan seorang Guru Matematika. Ananda Sobri sempat melontarkan pertanyaan jebniusnya, "Apa yang saya dapatkan dari pembelajaran di MA YAPIS ini Pak?". Pertanyaan jenius itu dijawab dengan sepontanitas oleh Guru yang mengajarnya dengan jawaban yang singkat, "Biarkan waktu yang menjawabnya".

Hari demi hari, waktu demi waktu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun Ananda Shobri pun membuktikan jawban singkat Gurunya,  "Benar saja saya mendapatkan pembuktian secara berulang ulang baik itu disaat saya diterima di IPB Bogor atau saat ini di terima sebagai di ASN Provonsi Kalimanatan Utara", akan tetapi pencapai tersebut bukanlah merupakan pencapaian akhir menurut salah sorang Guru tersebut. Keberhasilan dari Ananda Shobri memberikan kebanggaan tersendiri kepada para Guru sekaligus menyalakan  energi yang lebih besar lagi agar melahirkan shobri shobri yang lain. Dahaga negeri akan lahirnya generasi generasi  yang memiliki nilai nilai luhur keislaman pun mulai terjawab, yaitu suatu nilai yang selalu senantiasa berusaha meski dari strata sosial paling  rendah sekalipun.


Pembiasaan pada Madrasah Aliyah Yapis Al-Oesmaniyyah memberikan pembelajaran nyata, bahwa kehenda Allah tidaklah bisa dibatasi oleh akal manusia.  Pembiasaan yang menumbuhkan kesadaran permanen pada tingkah laku, kesadaran untuk berubah menuju yang lebih baik.

"Terimakasih Guru, tak ada kesia-siaan atas perjuangmu. Gelontorkan samudera maaf dari gelombang hati terdalammu atas perilaku dan keraguan muridmu. Walaupun muridmu paham betul samudera maaf takkan sepadan dengan kesediaanmu untuk selalu sabar atas bimbingan, arahan, kesadaran dan energi takhinggamu. Kelambatan paham muridmu menyadari begitu hebatnya pembelajaran Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah tidaklah terlupakan. Dari dalam lubuk hati terdalam ini, muridmu kagum dan sadar betul begitu dahsyat dan hebatnya pendidikan, dan pembiasaan di MA YAPIS AL-OESMANIYYAH"

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Kalimantan Utara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]