Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasKurikulumpendidikan

QUDSI, M.Pd.I : CALON DOKTOR PENDIDIKAN YANG MENELITI MADRASAH ALIYAH YAPIS AL-OESMANIYYAH SEBAGAI MODEL MADRASAH PINGGIRAN, MINIM SARPRAS NAMUN MENJADI MADRASAH UNGGUL


Jakarta, 12 Maret 2022

Qudsi, M.Pd.I, salah seorang tenaga pendidik di Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah pengampu mata pelajaran Muhadhoroh menjadi salah satu kandidat doktor pendidikan dari Universitas Islam Djakarta (UID). Kandidat doktor pendidikan yang mengangkat tema cukup unik dalam desertasinya.


Uniknya kandidat doktor ini meneliti Madrasah tempat beliau mengabdi dan berkarya lebih dari 20 (dua puluh) tahun. Keunikan Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah menjadi bahasan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut dan mendalam setelah mendapat persetujuan dari Prof. Dr Marhamah dan Prof. Dr. Popy Fuadah sebagai promotor dan copromotor dalam desertasi untuk mendapatkan gelar Doktor Pendidikan dari Universitas Islam Jakarta.


Hal yang menarik dari kajian ilmiah Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah adalah dengan fasilitas yang apa adanya, input peserta didik yang berasal dari kampung kumuh dan miskin dan pembiayaan yang terbatas namun memberikan hasil output yang luar biasa. Model Madrasah yang unik memberikan kesan tersendiri bagi peneliti untuk membedah kekurangan dan keunggulan Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah baik secara administasi maupun praktek pembelajarannya.


Sebagai gambaran umum Bahwa Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah adalah Satuan Pendidikan setara SMA yang dikelola di bawah Kementrian Agama. Secara hierarki, Madrasah Aliyah merupakan proses keberlanjutan pendidikan madrasah setelah Madrasah Tsanawiyyah atau Satuan Pendidikan setara SMP.

Madrasah Aliyah pinggiran ini sudah berkriprah di masyarakat sejak tahun 1980-an, dulu sewaktu berdiri bernama Sekolah Kepandaian Putri Islam (SKPI), dengan motor penggerak dan penggagas adalah Prof. Abu Hamidy, M.A, yang tidak lain adalah pendiri Yayasan Pesantren Islam (YAPIS) PTDI. Penyematan nama PTDI, tidak terlepas dari terintegrasinya seluruh kegiatan kependidikan dan sosial masyarakat dengan aktifitas dan nama besar Perguruan Tinggi Dakwa Islam (PTDI) yang pernah menjadi kiblat pergerakan Islam di Jakarta pada era pemerintahan Soeharto.

 

 

Pasang surut dan maju mundurnya lembaga madrasah ini bagaikan gelombang samudra yang kadang berobak kecil,  atau terkadang berombak besar. Pada era tertentu peserta didik yang masuk ke lembaga ini banyak sampai lokal-lokal kelas tidak sanggup menampungnya, namun pada kondisi terburuk, pernah satu kelas hanya diduduki oleh jumlah siswa yang tidak lebih dari hitungan jari tangan.


Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi ini, baik faktor internal maupun eksternal. Pokok masalah inilah yang menjadi daya tarik khususnya bagi Bapak Qudsi, M.Pd.I untuk melakukan penelitian yang mendalam. Apalagi untuk dekade lima tahunan terakhir banyak kejutan yang belum pernah terjadi secara simultan pada peserta didik  terdahulu.


Kejutan itu adalah adanya pergeseran trend alumni. Dekade sebelumnya hampir 100% lulusan Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah memutuskan untuk bekerja selepas proses kelulusan. Namun dekade lima tahun terakhir pergeseran itu terjadi dengan banyaknya alumni yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Bahkan secara mengejutkan angkatan tahun pelajaran 2020-2021, 84,47% lulusannya Madrasah pinggiran ini di terima di PTN/PTKIN.


Masalah inilah yang menjadi perhatian  Lulusan Kampus Dakwah STAI PTDI ini  untuk melakukan penelitian dengan serius. Berbagai sudut pandang, baik dari sudut pandang delapan standar pendidikan, diantaranya standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar  pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Atau dari sudut pandang faktor-faktor lain, misalnya faktor eksternal.


Faktor-faktor eksternal juga menjadi perhatian khusus Calon Doktor Ilmu Pendidikan Agma Islam ini, sebagai analisis simultan yang berpengaruh secara nyata terkait perkembangan Madrasah pinggir teluk Jakarta ini. Ada faktor sosial masyarakat, faktor demografi, faktor ekonomi, faktor kemasjidan, faktor kejama'ahan sampai  berbagai faktor geopolitik penguasa. Mudah-mudahan penelitian ini memberikan dampak positif sehingga trend kemajuan Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah mengikuti kecenderungan garis trend naik. (Humas MA Yapis Al-Oesmaniyyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]