Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasKesiswaan

PALANG MERAH INDONESIA JAKARTA UTARA MELAKUKAN SOSIALISASI DI MADRASAH ALIYAH YAPIS AL-OESMANIYYAH

 


Jakarta, 22 Juli 2022

Sobat Milineal, di akhir sesi Masa Ta'aruf Madrasah (MATSAMA) Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah  berkesempatan untuk berbincang dari Sahabat PMI. Sobat Milineal pasti sudah kenal dengan PMI kan?, Itu loh Organisasi Kemanusiaan Dunia yang sering kita sebut Palang Merah Indonesia. Nah Sobat Milineal untuk lebih mengenal oraganisasi kemanusiaan ini mari kita simak berasama terkait artikel PMI.


Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.


Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota). Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 yang di ketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. Didalam satu negara hanya ada satu perhimpunan nasional, maka 16 Januari 1950 pemerintah belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan asetnya ke PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan.

PMI merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional. Setelah itu PMI diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950

PMI terus memberikan bantuan hingga akhirnya Pemerintah Republik Indonesia Serikat mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan engan Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963. Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan PMI. Adapun tugas utama PMI berdasarkan Keppres RIS No. 25 tahun 1950 dan Keppres RI No. 246 tahun 1963 adalah untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan korban perang sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949

Sobat Milineal, jika berkenan untuk lebih dekat dengan oraganisasi kemanusiaan ini Sobat Milineal dapat mendapatkan informasi lengkapnya di https://pmi.or.id/. Sobat Milineal, dalam kesempatan bincang-bincang pada acara MATSAMA Madrasah Pinggiran Teluk Jakarta ini PMI Jakarta Utara dihadiri dari Kakak-Kakak Sahabat PMI diantaranya: Dr. Pierlita, Rini, M. Biomed., Kakak Hendra, Kakak Dadang M. dan Kakak Mama Jasmine.

Materi yang disampaikan oleh Kakak Sahabat PMI adalah kedonordarahan dan waspada dini kebencanaan. Dalam sesi ini disampaiakn terkait penanganan bagaimana kalau suatu saat terjadi bencana alam, keluarga kekurangan darah dan mitigasi kebencanaan dari berbagai segi dan perspektif atau sudut pandang. Seluruh peserta MATSAMA MA YAPIS Al-Oesmaniyyah mengikuti dengan serius tapi santai sehingga dalam sesi diskusi terjadi tanya jawab dengan suasana hangat dan semangat. (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]