Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasKurikulum

MAKNA KEMERDEKAAN BAGI WARGA MADRASAH ALIYAH YAPIS AL-OESMANIYYAH: REFLEKSI 17 AGUSTUS 2022

 

Tanjung Priok 17 Agustus 2022

Pada 2022, Indonesia akan memasuki 77 tahun kemerdekaan. Merdeka dari penjajahan yang dilakukan negara lain selama berabad-abad lamanya. Dengan kemerdekaan yang sudah cukup lama, kita sebagai rakyat Indonesia perlu selalu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wujud nasionalisme. Oleh karena itu, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menjadi sejarah bermakna yang perlu diperingati sebagai wujud rasa nasionalisme serta bentuk penghargaan terhadap perjuangan para pahlawan yang mengorbankan segenap jiwa raga demi mengibarkan bendera Merah Putih.



Pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan oleh Ir Soekarno sebagai Presiden pertama Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan bukan sekadar perayaan, tetapi menjadi suatu momen yang tepat untuk mendalami kembali makna di balik kemerdekaan. Nah, berikut ini makna kemerdekaan Indonesia


Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah, KH Dr Masyhuril Khamis menyampaikan, kemerdekaan disebut juga "hurriyah", yang diartikan sebagai kemerdekaan jiwa, rohani dan fisik sehingga seseorang tidak terbelenggu dalam ketakutan apalagi pemaksaan.



Bagi sebagian warga Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah, kemerdekaan dapat dimaknai dengan berbagai sudut pandang, sesuai dengan tugas, fungsi dan kedudukannya, sudut pandang pimpinan, sudut pandang pegawai dan staff, sudut pandang para pendidik dan sudut pandang peserta didik.



Sudut pandang pimpinan, memaknai kemerdekaan dapat dipandang sebagai kebebasan menentukan arah pendidikan di satuan pendidikan yang dipimpinnya berdasar tata kelolo pendidikan sesuai dengan sistem hukum yang berlaku menuju pembangunan sumber daya menusia yang syamil dan kamil.



Sudut pandang pegawai dan staff dapat memaknai kemerdekaan jika terpenuhi hak-haknya, karena telah melakukan kewajiban yang telah disepakati pada saat  menentukan pilihannya menjadi bagian dari kepemimpinan di madrasah pinggiran ini. Kemerdekaan sejatinya mendapatkan kepemimpinan yang sesuai dengan fitroh insaniyah berlandar kaidah-kaidah Ilahiyah.



Bagi pendidik, kemerdekaan dapat dimaknai sebagai kebebasan untuk melakukan alih teknologi dalam pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran dari sumbernya menuju  peserta didik, dengan visi dan misi insaniyah dan tentu menuju terciptanya komunitas yang menjunjung nilai-nilai dasar kemanusiaan. Kebebasan berekspresi tanpa tekanan dan intervensi sepihak dari penguasa yang terkadang memaksakan kehendaknya hanya untuk kegiatan demonstrasi keshalihan belaka. 



Sudut pandang peserta didik tentunya harus dimaknai bahwa peserta didik adalah pelaku utama dalam proses pembelajaran. Peserta didik bukan obyek para penguasa untuk melakukan percobaan teori-teori pendidikan yang menurutnya dapat melampui teori Ilahiyyah. Peserta didik tidak dapat dilepaskan dari qodrat insaniyyah yang mau tidak mau harus mengikuti kaidah-kaidah dasar terciptanya manusia.



Peserta didik tidak lagi dapat diintervensi untuk melakukan pembelokan visi dan misi kehidupan. Visi dan misi kehidupan telah ditentukan secara pasti oleh Dzat Yang Maha Kuasa. Visi dan Misi kehidupan inilah yang berujung pada pembangunan manusia secara fisik dan mental menuju pembangunan manusia seutuhnya, lahir dan batin. Pembangunan manusia yang seimbang antara asupan makanan spiritual dan asupan makanan jasadiyah, yang berujung pada pembangunan sumber daya unggul yang tidak akan dapat dijajah oleh siapapun dan kapanpun. (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)

VIDEO MA YAPIS AL-OESMANIYYAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]