Marhaban Ya Ramadhan. Selamat datang bulan yang agung, bulannya Allah, bulannya Qur'an, bulannya orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Tak Terasa Ramdhan 1444 H sudah dalam sambutan kita. Kegembiraan, keriangan dan kesungguhan untuk menyambut bulan Allah ini terasa di seantero dunia. Bebagai macam tradisi, cara dan budaya di berbagai pelosok dunia ini terasa denyut nadinya menampakkan kegembiraan itu dalam memaknai dan memahami bulan pembelajaran jiwa ini.
Salah satu cara dalam memahami bulan Ramadhan yaitu sebagai momentum keharmonisan komunikasi dalam keluarga dan juga dalam berkehidupan sosial. Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun keharmonisan dalam hubungan antarmanusia, baik di lingkungan keluarga, tempat bekerja, maupun di masyarakat. Banyak konflik terjadi akibat miss komunikasi antara satu dengan yang lain. Dan solusinya untuk menyelesaikan masalah adalah melalui dialog atau komunikasi.
Pun demikian, keluarga Besar Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah yang merupakan salah satu pranata sosial dalamhal ini adalah ekosistem pendidikan, terus berusaha menuju keharmonisan komunikasi dalam tatanan kehidupan sosial pendidikan. Madrasah sebagai satuan pendidikan membawa visi dan misi yang agung dalam membangun peradaban dunia melalui kontruksi pendidikan sebagaimana diamanatkan Al-Qur'an, membangun peradaban dari kegelapan (minal dzulumat) menuju cahaya (ila nur).
Hal tersebut dapat kita kaitkan dengan esensial dari puasa itu sendiri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW bersabda, “Dua kebahagiaan yang didapatkan oleh orang yang puasa, yaitu kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya.”(HR Muslim).
Bukankah kita dapat merasakan ketika meneguk seteguk air dan tiga biji kurma ketika berbuka puasa mampu menghilangkan dahaga dan lapar sampai membasahi tenggorokan dan dapat mengecap manisnya kurma seiring manisnya iman kita dengan ibadah puasa, memang sangat nikmat dan membahagiakan dan hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang berpuasa. Perjuangan menahan lapar dan dahaga telah dimenangkan. Saat bergembira, saatnya berbuka puasa.
Esensi yang didapatkan dari berbuka puasa itu bukan hanya diisi dengan makan dan minum, tapi diwarnai juga dengan perbincangan antara anak dan orang tua, suami dan istri, disitulah letak komunikasi yang muncul saat berkumpul untuk berbuka.
Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah, akan terus melakukan esensi ibadah ini. Tetap berkreasi, berinovasi dan terus berkarya walaupun warga madrasah harus menahan hasrat hedonisme, bahkan kapitalisme. Jangankan milyaran, atau trilyunan nilai manfaat yang didapat warga madrasah atas jerih payah membangun peradapan bangsa ini. Sebatas ratusan ribu, ujroh yang didapat setiap bulannya memberikan makna dan kenikmatan tersendiri, bagaikan para shoimun yang membatalkan puasanya selepas menahan diri bahkan dari yang halal pun.
Komunikasi yang baik dapat menciptakan kehangatan, yang selama ini punya konflik di antara anggota keluarga maka akan kembali mencair dengan komunikasi yang baik yang sama-sama telah membuang rasa egoisme pada diri masing-masing melalui tuntutan ibadah yang kita jalani yaitu berpuasa, puasa adalah sebagai proses pengembangan diri, baik orang tua maupun anak-anak juga dilatih untuk senantiasa jujur, berani bicara mengakui kesalahan dan meminta maaf. (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar