Pernahkah kalian mendengar
istilah bullying atau perundungan? Ya, istilah itu pastinya
sudah tidak asing di telinga kita. Pemberitaan tentang kasus bullying dari
berbagai daerah akhir-akhir ini kerap kita baca/dengar. Pemberitaan yang
diawali dari viralnya video tindakan bullying di media sosial
menuai tanggapan beragam dari masyarakat. Bullying atau perundungan memang
tidak bisa dianggap sepele. Oh ya, tahukah kalian bahwa perundungan bisa
dikatakan sebagai benih dari banyak tindakan kekerasan lain seperti tawuran,
intimidasi, pengeroyokan, bahkan pembunuhan, sangat menyeramkan bukan?
Beberapa kasus
bullying atau perundungan yang viral di sosial media menunjukkan bahwa tindakan
ini ternyata ada di sekitar kita, di dekat kita, bahkan terjadi juga di lingkungan
sekolah, atau pelaku dan korbannya adalah remaja yang notabene masih
tercatat sebagai siswa sekolah. Atau, jangan-jangan secara tidak sadar
kita sudah menjadi bagian dari tindakan bullying/perundungan
tersebut, entah sebagai korban atau bahkan pelaku? Nah lho, apabila benar
seperti itu, maka harus kita waspadai dan harus kita hentikan sekarang juga.
Tahukah kalian apa itu bullying/perundungan?
Perundungan atau
bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun
sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak
nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun
kelompok. Perundungan dianggap telah terjadi bila seseorang merasa tidak nyaman
dan sakit hati atas perbuatan orang lain padanya. Jadi, ternyata bullying itu
tidak hanya berkaitan dengan penganiayaan fisik saja, menyakiti orang lain
dengan perkataan pun sudah bisa disebut tindakan bullying. Bahkan ada juga
bullying sosial. Coba deh kalian ingat-ingat, pernahkah kalian melakukan salah
satu dari tindakan berikut ini kepada teman-temanmu, menampar, mendorong,
mencubit, menjambak, menendang, meninju, atau tindakan lain yang menyakiti
fisik temanmu? Semua itu merupakan contoh tindakan bullying/perundungan secara
fisik. Apakah kalian pernah membentak, berteriak, memaki, bergosip, menghina,
meledek, mencela, mempermalukan salah seorang temanmu? Hal yang disebutkan di
atas termasuk bullying/perundungan secara verbal. Atau apakah kalina pernah
dengan sengaja mengucilkan salah seorang temanmu, atau membeda-bedakan temanmu,
atau mendiamkan mereka? Hati-hati, itu semua termasuk tindakan
bullying/perundungan secara sosial. So, pastikan kalian tidak melakukan itu
lagi pada orang lain apalagi dia salah seorang temanmu yang seharusnya kalian
bisa saling mensupport atau saling memotivasi.
Lantas, di mana
dan kapan terjadi bullying/perundungan?
Ternyata,
perundungan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, dapat berlangsung dalam
24 jam, baik di dunia nyata ataupun dunia maya (cyber bullying). Oke,
mari kita rinci satu persatu tempat mana saja yang banyak terjadi tindakan
bullying/perundungan. Kalau tempatnya di sekolah, bisa terjadi di kelas,
halaman sekolah, kantin, perpustakaan, kamar mandi, lorong-lorong sekolah, lab
sekolah, lapangan olah raga. Bisa juga terjadi bullying di rumah lho. Apa
iya, di rumah ada bulying? Banyak, bahkan sangat banyak anak yang disiksa orang
tuanya atau oleh anggota keluarga lain yang lebih tua darinya dengan berbagai
alasan, apakah itu bukan bullying yang terjadi di rumah namanya? Di Tempat les
anak-anak pun bisa terjadi bullying, bahkan tempat ibadah sekalipun
bisa menjadi arena perundungan. Pasar, restoran, tempat-tempat jajan,
gelanggang olah raga, dan tempat-tempat berkumpulnya banyak orang lainnya,
tidak dijamin bebas dari tindakan perundungan.
Ternyata dunia
maya pun bisa menjadi ajang bullying/perundungan. Contoh dari
bullying/perundungan di dunia maya antara lain:
1. Memperolok di media sosial (mengirimkan berbagai pesan yang menyakiti, menghina, mengancam, dll.)
2. Pesan teror
3. Menyebarkan kabar bohong
4. Mengubah foto tidak semestinya
5. Perang kata-kata dari dunia maya (flaming)
6. Membuat akun palsu untuk merusak reputasi seseorang
7. Memperdaya seseorang untuk melakukan sesuatu yang memalukan
8. Mengucilkan seseorang dari grup daring
Bagaimana dampak
dari tindakan bullying/perundungan?
Bullying/Perundungan
merupakan tindakan yang sangat merugikan orang lain dalam hal ini orang yang
menjadi korbannya. Coba kalian bayangkan, Seorang anak yang memiliki impian dan
cita-cita, dia sedang berusaha mengejar impian dan cita-citanya itu dengan
menuntut ilmu setahap demi setahap, dari TK, SD, SMP, tidak terhitung biaya
yang sudah dikeluarkan orang tuanya, tidak terhitung doa yang dipanjatkan orang
tuanya, tidak terhitung waktu-waktu yang sudah dikorbankan si anak untuk
belajar, tiba-tiba semua impian dan cita-citanya harus patah di tengah jalan,
masa depannya direnggut paksa karena si anak menjadi korban perundungan.
Bagaimana kesedihan yang dirasakan orang tua si korban saat tahu anak yang
menjadi kebanggaan, tumpuan harapannya menjadi korban bullying/perundungan yang
mengakibatkan hancurnya masa depan si anak. Apakah separah itu dampak yang
dirasakan oleh seorang korban bullying? Ya, sangat besar penderitaan yang
dirasakan oleh para korban bullying, trauma hingga depresi yang dialaminya
berkepanjangan, bahkan tidak sedikit yang sampai bunuh diri. Baiklah, kita
kupas agar lebih jelas, setidaknya dampak yang dialami oleh korban
bullying menyangkut 4 hal, yaitu
1. akademis,
2. sosial,
3. emosi,
4. fisik
Dampak Bullying
pada Segi Akademis Seperti Apa Contohnya?
Korban
bullying/perundungan akan mengalami hal-hal berikut ini pada segi akademisnya,
tentu saja sangat memprihatinkan karena berujung pada suatu kondisi yang sangat
ditakuti oleh semua siswa pada semua jenjang sekolah, yaitu Drop out (DO).
Kondisi negatif dari segi akademik tersebut antara lain:
1. Penurunan tingkat kehadiran di sekolah/malas pergi ke sekolah
2. Berkurangnya minat pada tugas dan kegiatan sekolah lainnya
3. Sulit berkonsentrasi dalam belajar
4. Dampak dari ketiga hal di atas adalah terjadi penurunan prestasi akademik
di sekolah (nilai-nilai ulangan/nilai raport jeblok)
5. Yang akhirnya si korban Drop out dari sekolah atau dari
kegiatan-kegiatan lain yang semula disukainya
Dampak Bullying secara
sosial seperti apa?
Kehidupan sosial
korban bullying pun akan terganggu, kondisi seperti di bawah ini
akan dialami oleh korban bullying/perundungan.
1. Tidak percaya diri, pemalu, tidak mampu menyampaikan pendapatnya dan
cenderung mengikuti kemauan orang lain
2. Punya sedikit sekali teman, tak populer, cenderung menarik diri
3. Kurangnya rasa humor
4. Sering diejek, ditertawakan
5. Kadang dipukul, didorong, ditendang, tanpa mampu membela diri
6. Bahasa tubuhnya lemah, misalnya: tak ada kontak mata, kepala menunduk, dan
badan membungkuk
Bagaimana
dampak bullying/perundungan terhadap fisik korban?
Umumnya yang
paling terlihat pada korban bullying/perundungan adalah dari segi fisiknya.
Walaupun mungkin secara kasat mata luka-luka fisik sudak sembuh, tetapi dampak
yang dialami setelahnya sangat lama dan panjang. Luka fisik sangat membekas
pada psikis (mental) korban. Di antara hal yang dialami korban bullying
adalah:
1. Sakit berkelanjutan
2. Keluhan pusing, sakit perut (mulas)
3. Gagap
4. Sulit tidur
5. Lemah
6. Mual
7. Luka-luka pada tubuh korban
8. Tampak lemah tak berdaya
Bagaimana
dampak bullying/perundungan terhadap emosi korban?
1. Suasana hati yang berubah-ubah
2. Sensitif, was-was, takut, cemas, gelisah, tak aman, minta didampingi ke tempat
tempat tertentu di mana dia telah mengalami perundungan sebelumnya
3. Murung, sedih, mudah menangis
4. Menyalahkan diri sendiri
5. Depresi
Catatan khusus:
Pada anak-anak tertentu, bullying/perundungan yang dialaminya membuatnya
menjadi agresif (penuh kemarahan), dengan ingin membalas sakit hatinya dengan
melakukan perundungan terhadap orang lain. Ia cenderung menjadi pelaku.
Berdasarkan
uraian tentang dampak bullying/perundungan tersebut bagaimana pendapat kalian?
Pasti kalian sepakat bahwa bullying/perundungan dampaknya sangat mengerikan
bagi si korban. Penderitaan para korban bullying akan terus dirasakan berpuluh
tahun setelahnya, berpengaruh pada kondisi mental masa depannya. Peneliti dari
King’s College London, Louise Arsenault, telah melakukan riset mengenai
dampak bullying hingga 40 tahun setelah kejadian. Hasilnya, sangat
mencengangkan, ada beberapa dampak jangka panjang yang masih dirasakan para
korban di antaranya:
1. Kondisi kesehatan para korban bully yang saat riset dilakukan sudah berumur
50 tahunan, cenderung lebih buruk dari segi mental dan fisik dibandingkan
dengan rata-rata orang yang tidak pernah mengalami bullying. Mereka para korban
bullying lebih beresiko menderita berbagai masalah kesehatan dan sosial
walaupun tindakan itu sudah puluhan tahun berlalu.
2. Fungsi kognitif mereka pun jauh lebih buruk dibandingkan orang seumurnya
yang tidak pernah mengalami bullying.
3. Kualitas hidup dan tingkat kepuasan hidup para korban bullying cenderung
lebih rendah daripada orang seusianya yang bukan korban bullying.
Sekarang, apa yang akan kalian lakukan setelah tahu betapa besarnya penderitaan yang harus ditanggung korban bullying? Mari kita berjanji pada diri kita masing-masing untuk tidak menjadi pelaku bullying. Mari kita bergandeng tangan untuk saling support, saling bantu, saling memotivasi dengan teman-teman di sekolah, teman bermain, atau saudara-saudara di rumah. Tebarkan rasa saling menyayangi , saling menghormati. Mari kita ikrarkan bersama-sama, STOP BULLYING!!! (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar