Kelas XII Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah Jurusan IPA, dan Jurusan IPS yang mengambil mata pelajaran Kimia Lintas Minat wajib melakasanakan ujian praktikum sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir madrasah yang akan dilaksanakan pada akhir bulan Maret 2024.
Ujian praktek untuk mata pelajaran kimia, akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang akan diterbitkan oleh pihak madrasah melalui Bidang Kurikulum. Untuk mempermudah pelaksanaan ujian praktikum mata pelajaran kimia, berikut disajikan langkah-langkah yang harus dipahami oleh seluruh peserta ujian praktik yang diikuti oleh seluruh peserta didik kelas XII.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Pelajari Materi Ujian Praktik Mata Pelajaran Kimia (Materinya adalah Hidrolisis Garam)
2. Cari literari yang terkait hidrolisis garam sebagai landasan teori.
3. Lakukan pengamatan terkait contoh-contoh praktikum kimia materi hidrolisis garam
4. Persiapkan Alat dan Bahan dengan berbagi tugas dengan anggota kelompok.
5. Kelompok akan ditentukan oleh Guru Bidang Studi Kimia
6. Seluruh rangkaian praktikum harus divideokan sebagai bukti kerja yang harus diupload
7. Mekanisme upload ke youtube silahkan mengubungi Bapak Prayogi Mujahidin Akbar
8. Setiap Kelompok wajib membuat laporan tertulis dengan format yang pernah diajarkan
9. Selamat bekerja.
LINK TUTORIAL UJIAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA
(Pengampu Mata Pelajaran Kimia, Bapak Basuki, S.Si)
Contoh Laporan Praktikum Kimia, Alat, Bahan, Prosedur Kerja, Pembahasan disesuaikan dengan Praktikum yang Ananda Lakukan!
LAPORAN PRAKTIKUM
HIDROLISIS GARAM
I.
TUJUAN
Untuk
mengetahui sifat garam yang mengalami hidroksida garam yang terbentuk dari asam
kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah.
II.
DASAR
TEORI
Hidrolisis garam
adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara
ion – ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion ( + ) dan ion ( - ) dari
garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam
pada dasranya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan
asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam
dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis
komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa
kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah
dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari
kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini
disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya
sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti
air dan lisis yang berarti penguraian).
Ada dua macam
hidrolisis :
1. Hidrolisis
parsial / sebagian
(Jika garamnya berasal
dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis sebagian
hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)
2. Hidrolisis
Total
(Jika garamnya berasal dari asam lemah dan
basa lemah).
Catatan : garam yang berasal
dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.
Beberapa jenis garam
berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Di dalam air garam ini mengalami
ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam
dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa
kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari
elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral,
pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh :
- Larutan
KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan
anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- .
Masing – masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai
berikut.
KCl (aq) →
K+(aq) + Cl-(aq)
K+(aq) +
H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
Cl-(aq) +
H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
2. Garam
dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan
basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini
mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat
asam, pH < 7.
Contoh :
- Amonium
klorida (NH4Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl
dalam basa lemah NH3. HCl akan terionisasi sempurna menjadi H+ dan
Cl-sedangkan NH3 dalam larutannya akan terionisasi
sebagian membentuk NH4+ dan OH- .
Anion Cl- berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis,
sedangkan kation NH4+ berasal dari basa lemah dapat
terhidrolisis.
NH4Cl(aq) →
NH4+(aq) + Cl-(aq)
Cl-(aq) +
H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
NH4+(aq) +
H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)
Reaksi hidrolisis dari
ammonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi
ini menghasilkan ion oksonium (H3O+) yang bersifat asam
(pH < 7). Secara umum reaksi ditulis :
BH+ +
H2O → B+ H3O+
3. Garam
dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk
dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam
ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat
basa (pH > 7).
Contoh :
- Natrium
asetat (CH3COONa) terbentuk dari asam lemah CH3COOH dan
basa kuat NaOH. CH3COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH3COO- dan
Na+. Anion CH3COO- berasal dari asam
lemah yang dapat terhidrolisis, sedankan kation Na+ berasal
dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH3COONa(aq) →
CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Na+(aq) +
H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
CH3COO-(aq) +
H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Reaksi hidrolisis
asetat (CH3COO-) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi
ini mengahsilkan ion OH- yang bersifat basa basa (pH > 7).
Secara umum reaksinya ditulis :
A- + H2O → HA
+ OH-
4. Garam
dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa
lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik
kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat
bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan
kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh :
- Suatu
asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah NH3 akan terbentuk
garam NH4CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H+ dan
CN- sedangkan NH3 dalam air terionisasi
sebagian membentuk NH4+dan OH- . Anion
basa CN- dan kation asam NH4+ dapat
terhidrolisis di dalam air.
NH4CN(aq) →
NH4+(aq) + CN-(aq)
NH4+(aq) +
H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)
CN-(aq) +
H2O(l) → HCN(aq) + OH-(aq)
Sifat larutan
bergantung pada kekuatan relative asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb).
- Jika
Ka < Kb (asam lebih lemah daripada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih
banyak dan larutan bersifat basa.
- Jika
Ka > Kb (asam lebih kuat daripada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih
banyak dan larutan bersifat asam.
- Jika
Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.
III.
ALAT
DAN BAHAN
-
Pipet teets
-
Plat tetes
-
Larutan NH4Cl
0,1 M 10 ml
-
Larutan NaOH 0,1 M 10 ml
-
Larutan HCl 0,1 M 10 ml
-
Larutan Nacl 0,1 M 10 ml
-
Kertas lakmus biru 4
lembar
-
Kertas lakmus merah 4
lembar
IV.
PROSEDUR
KERJA
1. Dimasukkan
larutan NaCl 0,1 M ke plat tetes, uji dengan lakmus biru dan lakmus merah.
2. Dimasukkan
larutan HCl 0,1 M ke plat tetes, uji dengan lakmus biru dan lakmus merah.
3. Dimasukkan
larutan NH4Cl 0,1 M ke plat tetes, uji dengan lakmus biru dan lakmus
merah.
4. Dimasukkan
larutan NaOH 0,1 M ke plat tetes, uji dengan lakmus biru dan lakmus merah.
V.
HASIL
PENGAMATAN
Larutan |
Perubahan
warna |
Sifat |
|
Lakmus
merah |
Lakmus
biru |
||
NaCl |
Merah |
Biru |
Netral |
HCl |
Biru |
Biru |
Basa |
NH4Cl |
Merah |
Merah |
Asam
|
NaOH |
Merah |
Merah |
Basa |
VI.
PEMBAHASAN
1. Larutan
NaCl tidak merubah warna kertas lakmus sehingga sifat garamnya netral. Larutan
NaCl terdiri dari asam kuat dan basa kuat.
2. Larutan
HCl merupakan larutan bersifat asam karena tergolong asam kuat. Seharusnya
kertas lakmus biru dan merah berubah menjadi merah namun sebaliknya malah
menjadi biru, dikarenakan kesalahan pada larutan.
3. Larutan
NH4Cl berasal dari NH4OH yang merupakan basa lemah dan
HCl asam kuat, sehingga NH4Cl yang terbentuk bersigat asam.
4. Larutan
NaOH merupakan larutan yang bersifat basa karena tergolong basa kuat.
Seharusnya kertas lakmus biru dan merah berubah menjadi biru namu sebaliknya
malah menjadi merah, dikarenakan kesalahan pada larutan.
VII.
KESIMPULAN
Dalam percobaan
seharusnya dihasilkan larutan HCl yang bersifat asam dan NaOH yang bersifat
basa. Namun dalam percobaan yang dilakukan, terdapat kesalahan. Sehingga
Larutan HCl yang seharusnya bersifat asam teridentifikasi basa dan larutan NaOh
teridentifikasi asam Kesalahan mungkin disebabkan karena larutan yang tertukar.
VIII.
DAFTAR
PUTAKA
http://erisa11.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-hidrolisis-garam.html
http://nyemania.blogspot.co.id/2014/04/laporan-praktikum-hidrolisis-garam.html
http://finasiliyya.blogspot.co.id/2016/04/kimia-laporan-praktikum-hidrolisis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar