Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasLayanan

MADRASAH ALIYAH YAPIS AL-OESMANIYYAH MENDAPATKAN SOSIALISASI BAHAYA KEBAKARAN DARI DINAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JAKARTA

 

Jakarta, 24 Januari 2025
Tingkat kepadatan penduduk berpengaruh pada kepadatan permukiman di perkotaan akibat dari lahan perkotaan yang semakin terbatas. Menurut Suhaeni, 2010, dampak kepadatan penduduk tak hanya berpengaruh pada pemerintah, namun juga berpengaruh pada penduduk sebab ruang gerak masyarakat yang semakin terbatas sehingga interaksi sosialnya pun akan terbatas. Kepadatan permukiman mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka dan bahkan halaman bagi sebagian besar rumah warga. (Manurung, 2017) 

Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya. Pada daerah dengan kepadatan yang tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk akan lebih sulit dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan, Keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan kebutuhan pangan. Menurut (Charis Christiani, Pratiwi Tejo, 2014) salah satu dampak dari padatnya penduduk adalah semakin terbatasnya sumber-sumber kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan yang layak) akibatnya sumber-sumber kebutuhan pokok tersebut tidak lagi sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan, ada enam kelurahan yang masuk kategori rawan kebakaran. Enam kelurahan di DKI Jakarta ini dikategorikan rawan berdasarkan dari jumlah kejadian kebakaran yang terjadi selama tiga tahun terakhir. Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Oktavianes mengatakan, keenam kelurahan itu yakni Cengkareng Timur, Kapuk, Sunter Agung, Kalideres, Penjaringan, dan Pulo Gebang.

Dalam rangka meningkatkan keselamatan warga dan meminimalkan risiko kebakaran, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta terus melakukan berbagai langkah pencegahan dan mitigasi yang komprehensif. Sebagai langkah antisipasi tambahan, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta telah memasang 42 hidran mandiri di daerah rawan kebakaran. Selain itu, alat pemadam api ringan (APAR) secara rutin diadakan dengan target minimal setiap RT memiliki dua unit APAR.

Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi fokus utama Dinas Gulkarmat DKI Jakarta dalam rangka pencegahan kebakaran. Bentuk sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di antaranya melalui balai warga di pos RW, petugas yang sosialisasi melalui pengeras suara (woro-woro) di tempat-tempat pemukiman padat penduduk, kerja sama dengan DKM masjid untuk mengimbau pencegahan kebakaran, serta program penempelan stiker cegah kebakaran yang bekerja sama dengan lurah serta RW dan RT di seluruh wilayah DKI Jakarta. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menangani potensi kebakaran di lingkungan masing-masing secara dini. Sepanjang tahun 2024 Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta telah melakukan sebanyak 4.474 RW yang tersosialisasi di lima wilayah DKI Jakarta.

Pun demikian sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat terkait bahaya kebakaran juga dilakukan di Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah, yang merupakan bentuk antisipasi terjadinya kebakaran di satuan pendidikan, khususnya lingkungan madrasah. Didampingi oleh Ketua RT, Petugas dari Dinas Gulkarmat meyampaikan terkait bahaya kebakaran, langsung kepada Kepala Madrasah, Bapak Drs. Muslimin yang didampingi Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Bapak Ali Helmi, S.T.

Banyak hal yang didiskusikan terkait bahaya kebakaran, termasuk penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) untuk setiap institusi, termasuk Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah. Pengecekannpun dilakukan untuk APAR yang telah tersedia di setiap titik tertentu, sesuai prosedur penanggulangan pertama terjadinya kebakaran gedung. Petugas Gulkarmat pun memberikan apresiasi yang luar biasa atas usaha-usaha madrasah terkait perencanaan penanggulangan kebakaran, dan berharap dapat melakukan kerjasama untuk pelatihan penanggulangan kebakaran pada gedung perkantoran termasuk gedung pendidikan. (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]